
Allah memerintahkan kita untuk saling mencintai saling mendoakan sesama muslim, maka dari itu Allah memberikan syariatnya kepada kita yaitu kita diperintahkan untuk menyebarkan salam di antara kita.
Allah berfirman:
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًا
Apabila kamu diberi penghormatan dengan satu penghormatan maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau dengan yang setimpal. (annisa’86)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّىٰ تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَىٰ أَهْلِهَا
Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberikan salam kepada penghuninya.(Annur;27)
فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَىٰ أَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً ۚ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Apabila kalian memasuki rumah, maka ucapkanlah salam bagi diri kalian sebagai penghormatan dari sisi Allah yang penuh berkah dan kebaikan.” (An-Nur: 61)
Betapa banyak kita temui anjuran Rasulullah kepada kita untuk menyebarkan salam. Sebagaimana disampaikan oleh Abu Hurairah ,
Rasulullah bersabda:
حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ. قِيْلَ: مَا هُنَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللهَ فَسَمِّتْهُ، وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ
“Hak seorang muslim atas muslim yang lain ada enam.” Beliau pun ditanya, “Apa saja, ya Rasulullah?” Jawab beliau, “Jika engkau bertemu dengannya, ucapkan salam kepadanya. Jika dia memanggilmu, penuhi panggilannya. Jika dia meminta nasihat kepadamu, berikan nasihat kepadanya. Jika dia bersin lalu memuji Allah, doakanlah dia. Jika dia sakit, jenguklah dia; dan jika dia meninggal, iringkanlah jenazahnya.” (HR. Al-Bukhari no. 1240 dan Muslim no. 2162)
Satu kebiasaan yang ringan namun bisa jadi jarang diterapkan di tengah keluarga kita adalah menyebarkan salam. Padahal banyak sekali faidah yang bisa dipetik dari ucapan yang mengandung muatan doa ini.
Rasulullah mengajarkan kepada kita salah satu hal yang penting dalam kehidupan masyarakat muslim adalah menyebarkan salam. Karena dengannya akan tumbuh rasa saling cinta di antara mereka, biar pun tidak saling mengenal, dan ini adalah syiar islam yang bersifat yaumian.
Abu Hurairah berkata bahwa Rasululloh bersabda:
لاَ تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا، وَلاَ تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا، أَوَلاَ أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوْهُ تَحَابَبْتُمْ؟ أَفْشُوا السَّلاَمَ بَيْنَكُمْ
“Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan tidak akan sempurna iman kalian hingga kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan kalian pada sesuatu yang jika kalian lakukan kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim no. 54)
Al-Imam An-Nawawi mengatakan, dalam hadits ini terdapat anjuran yang kuat untuk menyebarkan salam dan menyampaikannya kepada seluruh kaum muslimin, baik yang engkau kenal maupun yang tidak engkau kenal. (Syarh Shahih Muslim, 2/35).
Imam Nawawi juga menjelaskan bahwa ucapan salam merupakan pintu pertama yang akan membuat rasa rukun dan damai dan salam juga kunci pembuka yang membawa rasa cinta dari pribadi-pribadi muslim itu sendiri.
Dengan menyebarkan salam, semakin kokoh persatuan dan kesatuan antara kaum muslimin, serta menampakkan syi’ar islam dihadapan para pemeluk agama lain. Di samping itu, di dalamnya juga terdapat latihan bagi jiwa seseorang untuk senantiasa berendah diri dan mengagungkan kehormatan kaum muslimin yang lainnya.
Al-Bara` bin ‘Azib berkata Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
أَفْشُوا السَّلاَمَ تَسْلَمُوا
“Sebarkanlah salam, niscaya kalian akan selamat.” (HR. Ahmad, dikatakan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Adabil Mufrad no. 604: hasan)
Maksudnya di sini adalah, kalian akan selamat dari sikap saling menjauhi dan pemutusan hubungan silaturohmi, serta kalian akan saling cinta mencintai . Hati kalian pun akan bersatu, dan hilanglah permusuhan serta pertikaian di antara kalian. (Faidhul Qadir, 2/22)
‘Abdullah bin ‘Amr mengatakan, Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
اعْبُدُوا الرَّحْمَنَ وَأَطْعِمُوا الطَّعَامَ وَأَفْشُوا السَّلاَمَ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ بِالسَّلاَمِ
“Ibadahilah Ar-Rahman, berikan makanan dan sebarkan salam, niscaya kalian akan masuk ke dalam surga dengan selamat.” (HR. At-Tirmidzi no. 1855)
Keutamaan mengucapkan salam
Banyak nukilan ucapan para salaf kita yang shalih yang menunjukkan keutamaan mengucapkan salam. Di antaranya dari ‘Abdullah bin Mas’ud
إِنَّ السَّلاَمَ اسْمٌ مِنْ أَسْمَاءِ اللهِ وَضَعَهُ اللهُ فِي الْأَرْضِ، فَأَفْشُوهُ بَيْنَكُمْ، إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا سَلَّمَ عَلَى الْقَوْمِ فَرَدُّوا عَلَيْهِ كَانَتْ عَلَيْهِمْ فَضْلُ دَرَجَةٍ، لِأَنَّهُ ذَكَّرَهُمُ السَّلاَمَ، وَإِنْ لَمْ يُرَدَّ عَلَيْهِ رَدَّ عَلَيْهِ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مِنْهُ وَأَطْيَبُ
“Sesungguhnya As-Salam adalah salah satu nama Allah yang Allah letakkan di bumi, maka sebarkanlah salam di antara kalian. Sesungguhnya bila seseorang mengucapkan salam kepada suatu kaum, lalu mereka menjawab salamnya, maka dia memiliki keutamaan derajat di atas mereka karena dia telah mengingatkan mereka dengan salam. Dan bila tidak dijawab salamnya, maka akan dijawab oleh makhluk yang lebih baik darinya.” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad, dikatakan oleh Asy-Syaikh Al-Albani t dalam Shahih Al-Adabil Mufrad no. 793)
Abu Hurairah pernah mengatakan:
أَبْخَلُ النَّاسِ الَّذِي يَبْخَلُ بِالسَّلاَمِ
“Orang yang paling bakhil adalah orang yang bakhil untuk mengucapkan salam.” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad)
Setelah mengetahui keutamaan amalan ini serta pentingnya dalam kehidupan masyarakat muslimin, maka kita tidak boleh remehkannya.
Mengajari menyebarkan salam sejak dini kepada anak-anak.
Relakah kita biarkan anak-anak kita saling mengucapkan salam atau melontarkan sapaan dengan orang tua atau temannya dengan ucapan yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah , atau bahkan mengadopsi dari kebiasaan orang-orang barat? Kalau kita amati saat ini yang katanya adalah zaman modern . Betapa banyak kaum muslimin yang masih membiasakan anak-anak mereka ketika berpisah dengan kebiasaan melambaikan tangan sambil mengatakan, “Dadah!” Atau ketika bertemu dia menyapa, “Halo Sayang!” Begitu pula si anak akan menjawab, “Halo, Papa! Halo, Mama!”
Berkaitan dengan pendidikan anak-anak kita. Semenjak awal mestinya mereka kita kenalkan dan dibiasakan dengan ucapan salam sebagaimana yang diajarkan oleh syariat islam.
Kenapa harus seperti itu cara mengajari anak-anak kita, Sementara Rasulullah yang menjadi tauladan kita telah mencntohkan kepada kita dengan jelas, kita dapatkan dari Rasulullah Beliau biasa menyapa dan menyampaikan salam kepada keluarga,sahabat dan kepada semua umat islam pada umumnya yang besar maupun yang kecil laki-laki maupun perempuan.
Anas bin Malik pelayan Rasulullah yang menghabiskan masa kecilnya dalam bimbingan beliau ini menceritakan:
أنّ رسول الله مرّ على غلمان فسلّم عليهم
“Rasulullah pernah bertemu dengan anak-anak kecil lalu beliau mengucapkan salam kepada mereka.” (HR. Muslim no. 2168)
Peristiwa yang disaksikan oleh Anas bin Malik ini membekas dalam dirinya, sehingga Anas pun melakukannya. Diriwayatkan oleh Tsabit Al-Bunani, bahwa dia pernah berjalan bersama Anas bin Malik , melewati anak-anak kecil. Lalu Anas mengucapkan salam kepada mereka, dan ia mengatakan:
كَانَ النَّبِيُّ يَفْعَلُهُ
“Nabi dahulu biasa melakukannya.” (HR. Al-Bukhari no. 6247 dan Muslim no. 2168)
Perbuatan Rasulullah ini diikuti pula oleh para sahabat yang lainnya. Diceritakan oleh ‘Anbasah bin ‘Ammar
رَأَيْتُ ابْنَ عُمَرَ يُسَلِّمُ عَلَى الصِّبْيَانِ فِي الكُتَّابِ
“Aku pernah melihat Ibnu ‘Umar memberi salam kepada anak-anak kecil di kuttab(tempat belajarnya anak-anak kecil).” (HR. Al-Bukhari )
Al-Imam An-Nawawi berkata: “Hadits ini menunjukkan disunnahkannya memberi salam kepada anak-anak.
Memberikan salam kepada anak-anak adalah secara langsung berarti kita telah mendidik kepada mereka tentang adab-adab serta memberikan kecintaan kepada mereka akan syari’at islam ini, serta bersifat lemah lembut kepada umat islam dan saling mendoakan di antara mereka.
Adab mengucapkan salam adalah:
1. Memperdengarkan Ucapan Salam.
Ketika menyampaikan salam, hendaknya seseorang memperdengarkan ucapan salamnya. Diriwayatkan oleh Tsabit bin ‘Ubaid :
أَتَيْتُ مَجْلِسًا فِيْهِ عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ فَقَالَ: إِذَا سَلَّمْتَ فَأَسْمِعْ، فَإِنَّهَا تَحِيَّةٌ مِنْ عِنْدِ اللهِ مُبَارَكَةٌ طَيِّبَةٌ
“Aku pernah mendatangi suatu majelis yang di situ ada ‘Abdullah bin ‘Umar Maka beliau berkata, ‘Apabila engkau mengucapkan salam, perdengarkan ucapanmu. Karena ucapan salam itu penghormatan dari Allah yang penuh berkah dan kebaikan’.” (HR. Al-Bukhari)
2. Ucapan Salam ketika Datang dan Pergi
Anak-anak sudah semestinya dibiasakan untuk mengucapkan salam ketika datang dan pergi. Perlu pula mereka mengetahui, ucapan salam yang lebih utama. Seseorang yang mengucapkan salam dengan sempurna tentu memiliki keutamaan.
Diceritakan oleh Abu Hurairah :
إِنَّ رَجُلاً مَرَّ عَلَى رَسُولِ اللهِ وَهُوَ فِي مَجْلِسٍ، فَقَالَ: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ. فَقَالَ: عَشْرَ حَسَنَاتٍ. فَمَرَّ رَجُلٌ عِشْرُوْنَ حَسَنَةً. آخَرُ فَقَالَ: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ، فَقَالَ: فَمَرَّ رَجُلٌ آخَرُ فَقَالَ: السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ. فَقَالَ: ثَلاَثُونَ حَسَنَةً. فَقَامَ رَجُلٌ مِنَ الْمَجْلِسِ وَلَمْ يُسَلِّمْ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ n: مَا أَوْشَكَ مَا نَسِيَ صَاحِبُكُمْ، إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمُ الْمَجْلِسَ فَلْيُسَلِّمْ، فَإِنْ بَدَا لَهُ أَنْ يَجْلِسَ فَلْيَجْلِسْ، وَإِذَا قَامَ فَلْيُسَلِّمْ، مَا الْأُوْلَى بِأَحَقَّ مِنَ الْآخِرَةِ
Ada seseorang datang kepada Rasulullah yang saat itu sedang berada di tempat duduknya. Orang itu berkata, “Assalamu ‘alaikum.” Beliau pun bersabda, “Dia mendapat sepuluh kebaikan.” Datang lagi seorang yang lain, lalu berkata, “Assalamu ‘alaikum warahmatullahi.” Beliau bersabda, “Dia mendapat dua puluh kebaikan.” Ada seorang lagi yang datang, lalu mengatakan, “Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.” Beliau pun bersabda, “Dia mendapat tiga puluh kebaikan.” Kemudian ada seseorang yang bangkit meninggalkan majelis tanpa mengucapkan salam, maka Rasulullah pun mengatakan, “Betapa cepatnya teman kalian itu lupa. Jika salah seorang di antara kalian mendatangi suatu majelis, hendaknya dia mengucapkan salam. Bila ingin duduk, hendaknya dia duduk. Bila dia pergi meninggalkan majelis, hendaknya mengucapkan salam. Tidaklah salam yang pertama lebih utama daripada salam yang akhir.” (HR. Al-Bukhari)
3. Yang Muda Memberi Salam pada yang Lebih Tua
Hendaknya anak-anak diajari pula agar memberi salam kepada orang yang lebih tua. Demikian yang diajarkan oleh Rasulullah dalam ucapan beliau yang dinukilkan oleh Abu Hurairah.
يسلمُ الصَّغِيْرُ عَلَى الْكَبِيْرِ، وَالْمَارُّ عَلَى الْقَاعِدِ، وَالْقَلِيْلُ عَلَى الْكَثِيْر
“Yang kecil memberi salam kepada yang besar, yang berjalan memberi salam kepada yang duduk, yang sedikit memberi salam kepada yang banyak.” (HR. Al-Bukhari no.6234 dan Muslim no. 2160)
“Pemberian salam orang yang lebih muda disebabkan hak orang yang lebih tua untuk dihormati. Karenanya orang yang lebih muda diperintahkan untuk memuliakannya serta bersikap rendah hati kepadanya.”
4. Mengucapkan Salam ketika Masuk Rumah
Allah berfirman di dalam Kitab-Nya yang mulia:
فَإِذَا دَخَلْتُمْ بُيُوتًا فَسَلِّمُوا عَلَىٰ أَنْفُسِكُمْ تَحِيَّةً مِنْ عِنْدِ اللَّهِ مُبَارَكَةً طَيِّبَةً ۚ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Apabila kalian memasuki rumah, maka ucapkanlah salam bagi diri kalian sebagai penghormatan dari sisi Allah yang penuh berkah dan kebaikan.” (An-Nur: 61)
Yang dimaksudkan di sini, mencakup ketika masuk rumah miliknya maupun rumah orang lain, baik di rumah itu ada orang ataupun tidak. Makna firman Allah : “Maka ucapkanlah salam bagi diri kalian”, hendaknya seseorang mengucapkan salam kepada yang lainnya.
Hal yang tak patut ketinggalan dalam pembiasaan mengucapkan salam adalah mengucapkan salam ketika masuk rumah.
Karena kaum muslimin itu bagaikan satu individu, dari sisi saling cinta dan saling menyayangi serta mengasihi di antara mereka. Sehingga ucapan salam disyariatkan ketika memasuki semua rumah orang muslim, tanpa dibedakan rumah yang satu dengan yang lain.
Dijelaskan pula oleh para salaful ummah, di antaranya Mujahid dan Qatadah, “Apabila engkau masuk rumah untuk menemui keluargamu, ucapkanlah salam kepada mereka. Apabila engkau masuk rumah yang tak berpenghuni, ucapkanlah:
السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ الله الصَّالِـحِيْنَ .
Sunah ini perlu dibiasakan kepada anak-anak kita, karena orang yang masuk rumah dengan mengucap salam memiliki keutamaan. Sebagaimana Diriwayatkan oleh Abu Umamah Al-Bahili Rasulullah bersabda:
ثَلاَثَةٌ كُلُّهُمْ ضَامِنٌ عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ:مِنْهَا) وَرَجُلٌ دَخَلَ بَيْتَهُ بِسَلاَمٍ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ)
“Ada tiga orang yang mendapat jaminan dari Allah , (di antaranya) seseorang yang masuk rumahnya dengan mengucapkan salam, maka dia mendapatkan jaminan dari Allah .” (HR. Abu Dawud no. 2494)
5. Menjawab Salam dengan yang Lebih Baik
Allah berfirman dalam Al Qur`an
وَإِذَا حُيِّيتُمْ بِتَحِيَّةٍ فَحَيُّوا بِأَحْسَنَ مِنْهَا أَوْ رُدُّوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ حَسِيبًا
“Dan apabila kalian diucapkan salam penghormatan, balaslah dengan yang lebih baik atau balaslah (dengan yang serupa)...” (An-Nisa`: 86)
Sejak dini anak-anak kita harus diajarkan cara menjawab salam sebagaimana dituntunkan oleh syariat islam.
Imam Ibnu Katsir mengatakan, “Apabila seorang muslim mengucapkan salam kepada kalian, balaslah dengan ucapan salam yang lebih daripada yang dia ucapkan, atau balaslah sebagaimana yang dia ucapkan. Sehingga membalas dengan menambah ucapan salam itu disunnahkan, dan paling tidak membalas dengan ucapan yang sama ” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/269)
Demikian yang semestinya dilakukan oleh setiap orang-tua dalam menanamkan kebiasaan baik ini. Begitu pula hendaknya yang ditempuh oleh seorang pengajar yang mendidik anak-anak. Dinasihatkan oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu: “Seorang pengajar apabila memasuki kelas hendaknya mengucapkan salam dengan mengatakan السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ, dan hendaknya dia mengetahui bahwa ini adalah perilaku Islami yang agung, yang memperkuat ikatan cinta dan kepercayaan di antara murid, maupun pengajar dengan muridnya.”
Beliau menambahkan: “Tidak sepantasnya salam yang diucapkan itu berupa kalimat ‘selamat pagi’ atau ‘selamat sore’.
Namun tidak mengapa bila setelah mengucapkan salam dia ucapkan perkataan itu dengan sedikit perubahan, seperti misalnya ‘Semoga Allah berikan kebaikan padamu pagi ini’, sehingga ucapan itu mengandung makna doa bukan sekedar ucapan yang tidak bermakna
Inilah tuntunan Islam yang sempurna dalam mempererat hubungan persaudaraan di antara kaum muslimin. Tentunya,kalau kita sudah tahu syariat ini harus kita tinggalkan kebiasaan-kebiasaan yang jauh dari tuntunan Rasulullah .dan kita ganti dengan sunah yang telah diajarkan oleh Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada kita. Allahu’alam bisshowab.
Oleh : Abu Firdaus. http://www.isykarima.com
0 komentar:
Posting Komentar